Thursday, 18 December 2014

A MAN CAME TO MY HOUSE

2 cerita horror pas malem jumat?? kenapa tidak?? gahahah


A MAN CAME TO MY HOUSE by reddit user ScaryMaclary

   Seorang pria mendatangi rumahku beberapa tahun yang lalu. Aku tak pernah mengundangnya, ia muncul secara tiba-tiba. Awalnya kukira ia berniat untuk membunuhku. Namun ia bicara begitu tenang dan berkeliaran di dalam rumahku dengan damai, maka kubiarkan ia tinggal.

Aku memang tak begitu populer, tapi aku masih punya beberapa teman. Namun setiap kali aku hendak menemui mereka, pria itu selalu menatapku dan berkata, bukankah lebih baik jika kau tetap tinggal di rumah saja? Akupun menurut.

Aku tipe orang yang suka tidur, namun kadang aku berusaha untuk menyeret diriku bangkit dari ranjang. Tetapi setiap pagi, kudapati pria itu duduk disamping ranjangku, dan ia selalu mengingatkan tentang betapa berbahayanya dunia di luar sana, tentang hari-hari dimana aku terjerat kegagalan. Mengapa kau tidak berbaring lagi saja di ranjang, yang nyaman, aman dan tanpa kegagalan? Maka akupun menurut, dan dia bilang begitu lebih baik.

Aku tak pernah menyukai diriku sendiri, namun aku masih punya sesuatu yang kusuka. Sayangnya pria itu menghancurkan semuanya satu per satu, meleburnya sedikit demi sedikit hingga tak bersisa. Ia berkata, bagaimana jika kau lupakan saja hal-hal yang kau sebut sebagai 'kekuatan', dan cukuplah kau tahu bahwa dirimu itu sudah rusak parah serta tak dapat diperbaiki? Maka akupun menurut, dan dia bilang begitu lebih baik.

Hari ini di ujung kehampaan, aku duduk sambil menggengam seutas tali. Kecurigaan awalku tentang pria itu ternyata benar. Yah, hampir benar sih. Lagian, kenapa harus susah-susah membunuh si korban, jika korban sendiri bisa melakukan pekerjaan kotor itu untukmu?


Source: CreepyPasta Indonesia

Little Cousin

Yap  "Horror Time" jeng jeng jeng jeng *sfx Maaf ya mimin jarang post.. nih ada cerita untuk menemani malam horror kalian hohoho


Little Cousin
 

Aku melihat sepupuku, April, saat sedang berjalan menuju kamar mandi di rumah bibiku yang berada di lantai dua. Umurnya baru empat tahun namun sangat lucu dan menggemaskan. Dia juga sangat cerdas dan aktif. Saat itu dia sedang berada di tangga sambil sibuk membuat ekspresi wajah yang lucu dan berragam.

Kusapa dia dan kutanya sedang apa.

“April lagi niruin nenek berrambut kepang,” jawabnya lugu.

Mendengar jawabannya, segera kuedarkan pandanganku ke semua penjuru ruangan. Namun tidak ada seorang pun yang ada di sana.

“Neneknya ada di mana, Pril?” tanyaku, kukutuki suaraku yang terdengar serak dan gemetar. Dan bocah itu menunjuk kea rah balok-balok kayu sepanjang pegangan tangga.

“Neneknya lagi ngapain?” tanyaku lagi.

“Lagi ngelawak … wajahnya lucu,” jawabnya tak kalah polos. Aku tersenyum mendengarnya. Kegugupanku sebelumnya hilang, berganti dengan rasa geli. Anak kecil memang imajinatif. Kulanjutkan langkahku menaiki anak tangga, melewati dirinya. Perkataan April selanjutnya membuat langkahku terhenti.

“Rambut kepangnya melilit di leher.”

Aku berbalik menghadapnya dan meminta dia mengulangi perkataannya. Dia menunjuk ke arah di belakangku.

“Neneknya tergantung sama kepangan rambutnya … wajahnya lucu. Tuh, dia terbang di belakang Kakak.”

Kemudian April menirukan ekspresi muka yang kusadari kemudian sebagai ekspresi seseorang yang sedang tercekik; berjuang untuk bernafas.

***

Source: CreepyPasta Indonesia